SOMEONE
Aku
mengenalnya saat aku duduk di bangku SMP. Sahabatku dekat dengannya daripada
aku, mereka saling kenal semenjak kelas 8. Setiap pagi maupun pulang sekolah
dia dan teman-temannya selalu ngumpul (nongkrong) di depan kelas ataupun di
luar sekolah. Dia termasuk orang yang supel dan jail juga. Dia dan teman-temannya
pun sering usil dan berisik dikelas. Apalagi dia sering ngeledekin aku dan
temenku, hal yang bikin menyebalkan.
Saat Pelajaran seni musik
dimulai, ibu guru membagikan kelompok aku, sahabatku dan dia satu kelompok. Aku
dan sahabatku sebelumnya nolak tapi sudah ditentukan susah untuk dirubah. Bel
sekolah berbunyi, kita semua ngumpul membicarakan untuk mengerjakan proposal
juga.
Keesokannya bel masuk istirahat,
guru mata pelajaran PKN tidak hadir keadaan kelas ramai seperti pasar. Aku dan
teman-teman membicarakan untuk pembuatan proposal. Saat pulang, dia dan
temannya pulang duluan. Kami pun
menyusulinnya supaya tidak kabur atau menghindar dari tugas. Setiba dirumah
temanku, ada yang yang membicarakan tugas, ada yang main handphone, dan ada
pula yang ngobrol. Waktu itu aku bawa HP, dia meminjam untuk minta izin sama
ayahnya belajar kelompok.
Setelah
pengumuman kelulusan, aku sudah jarang mendengar kabar temen-temen di SMP.
Sebelumnya aku pernah suka sama someone. Tapi aku setia deket sama someone aku
selalu menjawabnya jutek apalagi diledekinnya, karna dulu aku tidak tau kenapa
begitu benci sama cowok (karna iya gitu deh ada something) alas an lain karna
takut jatuh cinta tapi nantinya bakalan sakit. Tapi setelah mamah saranin aku
supaya tidak membenci cowok karna seorang wanita pada akhirnya membutuhkan
seorang pria untuk menjadi imam kita.
Waktu
yang begitu lama dan aku udah dibangku SMK kelas 3. Disaat itu aku mendengar
kabar teman lamaku, tapi beberapa minggu kemudian dia menanyakan kabarku
melalui via sms. Dan disitu kami dapat menjalin komunikasi lagi. Setelah aku
dan dia bercerita masalah hati, aku berhenti membalas smsnya dia menelponku.
Tiba-tiba dia menelpon dan menembakku,
Aku : “Gampang banget ngomong begitu, apa gampang juga ngomong
seperti ini sama cewek..?”
Dia : ”Enggak semua cewek gue ngomong seperti ini.”
Aku : ”Tau apa soal cinta ? sayang dan cinta itu berbeda jadi jangan
asal ngomong.”
Dia : “Iya iya gu tau kok (sambil bercanda), tapi guesuka saat lu
bilang (buat apa cinta dan sayang dilihat dari materi, materi itu bisa kita
cari tapi cinta apa bisa digantikan dengan materi).”
Aku diam sejenak untuk berfikir,
pada akhirnya aku nerima dia .. hehehehe. Dia pun mengganti tidak memanggil “gue dan lu”
menjadi “aku dan kamu”.
Setiap pagi, siang, malem dia
tidak lupa mengingatkan aku. Begitu besar perhatian dia, sebaliknya aku juga
memberi perhatian dan mengingatkannya terutama untuk sholat 5 waktu.
Beberapa bulan setelah tanggal dimana
aku dan dia memutuskan untuk berpacaran. Kami bertengkar karena satu
permasalahan yang membuatku untuk berfikir. Tidak selamanya hubungan yang
harmonis itu berjalan mulus, dimana ada saatnya hubungan terjalin renggang atas
keegoisan. Selama dua hari, aku tidak kasih kabar kepadanya. Dan akhirnya aku
memutuskan untuk mengakhiri hubunganku bersamanya. Mungkin, itu yang membuat
aku dan dia untuk lebih berfikir untuk kedepannya dan menjadi lebih baik lagi.
Dan aku yakin kalau emang aku dan dia berjodoh pasti akan kembali lagi dan
memperbaiki hubungan menjadi lebih baik.
Aku dan dia sudah tidak sering
komunikasi semenjak hubungan itu berakhir. Keesokkannya, dia menghubungiku lagi
untuk kembali dengannya tapi aku tidak ingin hal itu terulang lagi. Aku memintanya
untuk bersahabat seperti dulu dimana aku pertama kali kenal dia secara
baik-baik dan aku ingin itu kembali seperti semula. Tapi keyakinan itu yang
membuatku tidak mungkin bisa kembali seperti dulu.
Tepatnya
setelah dua tahun aku tidak bertemu dan tidak berkomunikasi dengannya. Hari
lebaran kedua, dia menghubungiku lagi dan menanyakan kabarku. Aku mulai
bahagia, dan aku berharap itu akan kembali lagi.
Dimalam
menjelang esok hari, aku mengucapkan pesan selamat ulang tahun olehnya. Dia membalasnya
dan dia ingin aku menerimanya lagi. Aku butuh waktu untuk memikirkan tentang
perasaan itu. Tepat tanggal 15 september, aku mengirimkan pesan untuk menerima
dia lagi dikehidupanku. Dengan banyaknya komitmen yang kita bicarakan, kita
sepakat untuk memulai hubungan pacaran lagi dan sebelumnya perlu persetujuan
orang tua juga. Kami memulai hubungan tepat tanggal 19 oktober tahun lalu. Seiringnya
waktu berjalan hubungan kami semakin lebih baik, karena aku dan dia sudah
melupakan yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Aku dan dia sangat bahagia
dengan hubungan kami yang saat ini. Dia selalu membuat aku bahagia oleh
tingkahnya, dia lebih ada waktu untukku, dan aku sangat nyaman olehnya. Akan tetap
aku jaga hati ini untuknya, untuk bintang yang menerangi gelapnya malamku, dan
untuk mewarnai hari-hariku dengan sejuta warna yang ia miliki.
0 komentar:
Posting Komentar