RSS

Cerpen



SOMEONE

Aku mengenalnya saat aku duduk di bangku SMP. Sahabatku dekat dengannya daripada aku, mereka saling kenal semenjak kelas 8. Setiap pagi maupun pulang sekolah dia dan teman-temannya selalu ngumpul (nongkrong) di depan kelas ataupun di luar sekolah. Dia termasuk orang yang supel dan jail juga. Dia dan teman-temannya pun sering usil dan berisik dikelas. Apalagi dia sering ngeledekin aku dan temenku, hal yang bikin menyebalkan.

Saat Pelajaran seni musik dimulai, ibu guru membagikan kelompok aku, sahabatku dan dia satu kelompok. Aku dan sahabatku sebelumnya nolak tapi sudah ditentukan susah untuk dirubah. Bel sekolah berbunyi, kita semua ngumpul membicarakan untuk mengerjakan proposal juga.  

Keesokannya bel masuk istirahat, guru mata pelajaran PKN tidak hadir keadaan kelas ramai seperti pasar. Aku dan teman-teman membicarakan untuk pembuatan proposal. Saat pulang, dia dan temannya  pulang duluan. Kami pun menyusulinnya supaya tidak kabur atau menghindar dari tugas. Setiba dirumah temanku, ada yang yang membicarakan tugas, ada yang main handphone, dan ada pula yang ngobrol. Waktu itu aku bawa HP, dia meminjam untuk minta izin sama ayahnya belajar kelompok.

          Setelah pengumuman kelulusan, aku sudah jarang mendengar kabar temen-temen di SMP. Sebelumnya aku pernah suka sama someone. Tapi aku setia deket sama someone aku selalu menjawabnya jutek apalagi diledekinnya, karna dulu aku tidak tau kenapa begitu benci sama cowok (karna iya gitu deh ada something) alas an lain karna takut jatuh cinta tapi nantinya bakalan sakit. Tapi setelah mamah saranin aku supaya tidak membenci cowok karna seorang wanita pada akhirnya membutuhkan seorang pria untuk menjadi imam kita.

          Waktu yang begitu lama dan aku udah dibangku SMK kelas 3. Disaat itu aku mendengar kabar teman lamaku, tapi beberapa minggu kemudian dia menanyakan kabarku melalui via sms. Dan disitu kami dapat menjalin komunikasi lagi. Setelah aku dan dia bercerita masalah hati, aku berhenti membalas smsnya dia menelponku. Tiba-tiba dia menelpon dan menembakku, 

Aku    : “Gampang banget ngomong begitu, apa gampang juga ngomong seperti ini sama cewek..?”
Dia     : ”Enggak semua cewek gue ngomong seperti ini.”
Aku    : ”Tau apa soal cinta ? sayang dan cinta itu berbeda jadi jangan asal ngomong.”
Dia     : “Iya iya gu tau kok (sambil bercanda), tapi guesuka saat lu bilang (buat apa cinta dan sayang dilihat dari materi, materi itu bisa kita cari tapi cinta apa bisa digantikan dengan materi).”

Aku diam sejenak untuk berfikir, pada akhirnya aku nerima dia .. hehehehe. Dia pun mengganti tidak memanggil  “gue dan lu”  menjadi  “aku dan kamu”.

Setiap pagi, siang, malem dia tidak lupa mengingatkan aku. Begitu besar perhatian dia, sebaliknya aku juga memberi perhatian dan mengingatkannya terutama untuk sholat 5 waktu.

         Beberapa bulan setelah tanggal dimana aku dan dia memutuskan untuk berpacaran. Kami bertengkar karena satu permasalahan yang membuatku untuk berfikir. Tidak selamanya hubungan yang harmonis itu berjalan mulus, dimana ada saatnya hubungan terjalin renggang atas keegoisan. Selama dua hari, aku tidak kasih kabar kepadanya. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku bersamanya. Mungkin, itu yang membuat aku dan dia untuk lebih berfikir untuk kedepannya dan menjadi lebih baik lagi. Dan aku yakin kalau emang aku dan dia berjodoh pasti akan kembali lagi dan memperbaiki hubungan menjadi lebih baik.

          Aku dan dia sudah tidak sering komunikasi semenjak hubungan itu berakhir. Keesokkannya, dia menghubungiku lagi untuk kembali dengannya tapi aku tidak ingin hal itu terulang lagi. Aku memintanya untuk bersahabat seperti dulu dimana aku pertama kali kenal dia secara baik-baik dan aku ingin itu kembali seperti semula. Tapi keyakinan itu yang membuatku tidak mungkin bisa kembali seperti dulu. 

Tepatnya setelah dua tahun aku tidak bertemu dan tidak berkomunikasi dengannya. Hari lebaran kedua, dia menghubungiku lagi dan menanyakan kabarku. Aku mulai bahagia, dan aku berharap itu akan kembali lagi.

Dimalam menjelang esok hari, aku mengucapkan pesan selamat ulang tahun olehnya. Dia membalasnya dan dia ingin aku menerimanya lagi. Aku butuh waktu untuk memikirkan tentang perasaan itu. Tepat tanggal 15 september, aku mengirimkan pesan untuk menerima dia lagi dikehidupanku. Dengan banyaknya komitmen yang kita bicarakan, kita sepakat untuk memulai hubungan pacaran lagi dan sebelumnya perlu persetujuan orang tua juga. Kami memulai hubungan tepat tanggal 19 oktober tahun lalu. Seiringnya waktu berjalan hubungan kami semakin lebih baik, karena aku dan dia sudah melupakan yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Aku dan dia sangat bahagia dengan hubungan kami yang saat ini. Dia selalu membuat aku bahagia oleh tingkahnya, dia lebih ada waktu untukku, dan aku sangat nyaman olehnya. Akan tetap aku jaga hati ini untuknya, untuk bintang yang menerangi gelapnya malamku, dan untuk mewarnai hari-hariku dengan sejuta warna yang ia miliki.